PEMBUKAAN JAMESTOWN, ASAL MULA VIRGINIA


 London Company dan Plymouth Company, yang didirikan tahun 1605 guna membangun koloni koloni Amerika, adalah hasil dari perjanjian damai Raja James I dengan Spanyol tahun 1604. Kebijakan kolonial Inggris membutuhkan pendekatan serius sebagai ganti perompakan terhadap Spanyol di Karibia, dan London Company-lah yang pertama kali mendirikan perkebunan Inggris yang bisa bertahan di Amerika Utara. Dari 144 orang yang berangkat dengan tiga kapal kecil, Susan Constant, Godspeed, dan Discovery di bawah kepemimpinan Kapten Christopher Newport, 105 orang tiba dengan selamat. Sungai James dipilih karena begitu lebar dan dalam, membentang 80 km ke pedalaman benua. Tempat pendirian Jamestown, yang nyaris merupakan sebuah pulau, mudah dipertahankan. Di sinilah para kolonis mendirikan benteng mereka. Pesisir yang berkelok-kelok ideal untuk komunikasi melalui laut, mendukung keberadaan sebuah perkebunan, sementara di darat, tersedia banyak hewan buruan. Namun, pada penghujung tahun 1607, hanya tersisa 38 orang kolonis: banyak yang terbunuh oleh malaria yang menyebar dari rawa-rawa, sementara persediaan makanan kurang dan air yang tidak bersih menyebabkan penyakit skorbut dan disentri. Kapten John Smith meredam sebuah pemberontakan, memaksa para pemukim untuk tetap tinggal, dan selama menjabat sebagai presiden koloni tahun 1608-9, memperoleh cukup cadangan makanan dengan cara membujuk penduduk asli untuk menyediakan jagung, sementara ternak pun mulai beranak-pinak. Meskipun demikian, para kolonis meninggalkan Jamestown pada tahun 1610 dan berlayar menuju hilir sungai serta berpapasan dengan gubernur baru. Lord De La Warr, yang berlayar ke hulu dengan suplai baru dan orang-orang tambahan. Ratusan kolonis tiba sejak tahun 1611 dan ratusan meninggal. Butuh satu dasawarsa sampai populasi Jamestown mencapai 1.000 orang. Pada tahun 1630, baru ada 2.500 penduduk Virginia. Smith mengeluh bahwa mereka kekurangan buruh dan tukang yang bagus. Sejumlah pemukim awal malah bergabung dengan para penduduk asli, sementara yang lain hanyalah pemabuk pengacau. Tahun 1622, penduduk asli Amerika, dipimpin oleh Opechancanaough, membantal sepertiga kolonis, namun senjata yang dikirimkan dari Inggris oleh London Company memungkinkan para kolonis bertahan. Sebelumnya, hubungan kedua pihak lebih harmonis, sewaktu penduduk asli menyediakan hiburan di hutan untuk para kolonis.



Kolonisasi Inggris di Amerika Utara dimulai sebagai tanggapan pemerintahan Elizabeth terhadap penaklukan Spanyol di selatan, walaupun Inggris telah mengklaim Newfoundland dengan perikanan kood-nya yang berharga sejak ekspedisi tahun 1497 oleh sang imigran Italia, John Cabot. Walter Ralegh mendirikan (namun tak pernah mengunjungi) koloni Virginia' yang dinamai sesuai kondisi Ratu yang perawan. Koloni tersebut membentang hampir di sepanjang pesisir timur sampai sebelah utara Florida dan sebelah selatan New England. Para kolonis yang ia tempatkan pada tahun 1589 di Pulau Roanoke, lepas pantai Carolina, dibawa pulang tahun berikutnya oleh Francis Drake



Produk berbahan dasar bulu serta perikanan merupakan daya tarik Amerika Utara, namun tanahnya baru akan menghasilkan bagi orang-orang yang benar-benar bersedia tinggal dan menggarapnya. Emas, perak, dan budak dengan mudah dijarah dari Amerika Selatan, namun menaklukkan daratan utara memerlukan lebih banyak tindakan kolonial. Penerbitan Principal Navigations. Voyages, and Discoveries of the English Nation karya Richard Hakluyt tahun 1600 mengilhami pendirian perkebunan-perkebunan Inggris serta ambisi para penyewa tanah untuk memiliki tanah sendiri, tidak seperti model penyewaan tanah neo-feodal yang telah mendorong banyak orang berpindah menyeberangi Atlantik. Kepedulian pemerintahan Tudor dan Stuart terhadap kontrol sosial juga menyebabkan mereka menyertakan proyek perkebunan sebagai cara mereformasi para pelanggar kejahatan.


Para investor kedua perusahaan, yang telah membeli saham dengan harga mahal, 12 poundsterling 10 shilling per lembarnya, menghendaki laba, namun perusahaan lambat mencetak keuntungan.

Tahun 1624. London Company runtuh dan Virginia menjadi koloni di bawah Raja Inggris. Akan tetapi, sebelum perusahaan tersebut jatuh, kepala perusahaan Edwin Sandys memperkenalkan sistem penjatahan tanah baru, yang memberikan lima puluh acre untuk setiap pemukim dan lima puluh lagi untuk setiap tanggungan-keluarga atau budak-yang ia bawa ke Virginia. Penduduk Virginia sedang mewujudkan tujuan Amerika untuk memperoleh kemandirian ekonomi. Sandys juga mendirikan Majelis Permusyawaratan koloni tersebut: parlemen yang terdiri atas wakil para kolonis ini mulai bersidang sejak tahun 1619, dan pada tahun 1635 sudah berani menyingkirkan gubernur. Raja Inggris terpaksa harus mengakui model pemerintahan itu karena tak ada metode lain yang bisa menata neo-anarki di Virginia. Semua percobaan untuk mendirikan pabrik gagal, para petani beralih ke tembakau yang telah dipopularkan sendiri oleh Raleigh, sang wiraswastawan andal, di Inggris. Iklim di Virginia sangat sesuai untuk pertumbuhan tembakau meskipun tanah menjadi rusak, sehingga Virginia terus mengembang ke arah barat demi menemukan lahan baru. Produksi massal dengan harga yang murah memastikan perniagaan global bagi koloni tersebut. Para petani pemilik tanah ingin mengembangkan usaha, namun tak bisa memperoleh tenaga buruh yang murah dan melimpah dari para kolonis yang berpikiran merdeka. Solusinya adalah budak Afrika. Seiring semakin kayanya para kolonis, dan semakin menurunnya harga budak karena ekspor massal di abad ke-17, Amerika pun mengimpor sebuah solusi ekonomi, sekaligus tragedi kemanusiaan, dan trauma politik jangka panjang.


Negara-negara besar di Eropa kini membarter tanah milik mereka di Amerika seperti perbatasan mereka sendiri. Prancis awal abad ke-17, yang telah terbebas dari perang saudara, menjelajahi wilayah sungai St. Lawrence, dan mendirikan Kanada Prancis dengan membangun Quebec dan Montreal. Bangsa Inggris merebut Quebec namun mengembalikannya sewaktu Henrietta Maria menikahi Charles 1 tahun 1633. Belanda mendirikan West-Indische Compagnie, yang berniaga di sepanjang Sungai Hudson, dan pada tahun 1625-26 mendirikan koloni New Amsterdam yang nantinya menjadi New York. Penduduk asli Amerika terjepit bangsa-bangsa Eropa yang bersaing Inggris menjadikan suku Iroquois sekutu, sementara Prancis memilih suku Huron. New France dan New Netherlands dimaksudkan untuk menyaingi New Spain, namun New England-lah yang bertahan karena para kolonisnya melengkapi ambisi komersial Virginia dengan wawasan religius dan prinsip politik yang keras kepala.


Pembantaian atas nama agama pada tahun 1610 mendorong sekelompok puritan Inggris, dipimpin oleh John Robinson dan William Brewster, untuk beremigrasi ke Belanda, dan komunitas Inggris di Leyden inilah yang mengajukan kepada Virginia Company of London untuk memperoleh izin membuka perkebunan sendiri. Tahun 1614, John Smith dipekerjakan oleh perusahaan tersebut untuk menjelajahi pesisir sampai Cape Cod dan peta yang ia terbitkan mencantumkan nama daerah itu sebagai New England. Kelompok puritan tersebut kembali ke Inggris di bawah pimpinan Brewster, dan berhasil memperoleh cukup uang dari para saudagar London untuk membiayai pelayaran mereka. Kapal yang mereka sewa. Mayflower, meninggalkan Plymouth pada 16 September 1620. Dari 105 penumpang, hanya 35 yang berangkat atas kesadaran sendiri untuk pindah; sisanya adalah pelayan dan tukang yang akan bermanfaat dalam pembukaan perkebunan. dan pemimpang, hanya 5 orang yang meninggal dalam perjalanan. Mereka mendarat pertama Mereka menarik pelajaran dari Virginia awal, Dari total 149 peserta pelayaran, termasuk pelaut kali di Cape Cod pada bulan November, mencoba mencapai lebih jauh ke bagian selatan Hudson, namun terhambat oleh angin dan bebatuan sungai. Mayflower berlabuh pada 16 Desember di Pelabuhan Plymouth di Dunia Baru tersebut, dan para kolonis mulai bekerja pada 25 Desember, pengabalan kaum Puritan terhadap perayaan Katolik


mereka dengan Tuhan membuat mereka mengadakan perjanjian juga dengan satu sama lain: Kongregasionalisme-kepercayaan bahwa gereja harus otonom, mengumpulkan dana sendiri.

dan memilih pendeta mereka sendiri-adalah doktrin yang diciptakan di New England. Hal ini membutuhkan keanggotaan gereja yang aktif. dan konsekuensi politiknya repablikan sekaligus radikal Doktrin ini juga menciptakan kaum elitnya sendiri sebab, seperti yang diucapkan salah seorang pendeta New England, kongregasionalisme adalah 'aristokrasi yang angkat suara di depan demokrasi yang bisu


Mayflower Compact, yang ditandatangani pada 11 November, menjadi dasar pemilihan tahuman gubernur oleh laki-laki dewasa yang memenuhi syarat. Piagam tersebut juga menjabarkan aturan-aturan hukum yang melindungi hak-hak dan kepemilikan pribadi sementara gubernur dan dewannya mengambil keputusan-keputusan eksekutif. Ini menjadi model bagi pemukiman pemukiman yang tumbuh berikutnya dan negara-negara bagian Amerika. Pengaruh kepribadian Puritan akan menjadi amat menonjol. Bila semangat beragama meluap berubah menjadi rasa benar sendiri, kekhawatiran akan keselamatan diri sendiri menimbulkan keseriusan pribadi dan bekerja keras dengan mengandalkan diri sendiri.


Imigrasi ke New England meningkat sewaktu depresi ekonomi menghantam perdagangan kain Inggris yang berpusat di East Anglia dan barat daya, dua daerah yang juga didominasi kaum Puritan. Selama sebelas tahun kepemimpinan yang lemah dan tidak toleran oleh Charles I (1629-40), 20.000 Puritan Inggris berangkat ke Massachusetts dan kebanyakan menetap di sana. Pendirian Massachusetts Bay Company mendorong pemberangkatan sebelas kapal dari Inggris yang membawa kelompok yang dipimpin John Winthrop, seorang bangsawan pemilik tanah di Suffolk. Pemerintahan-mandiri perusahaan itu secara hukum disahkan oleh Royal Charter dan markasnya terletak di negara baru itu, bukan di London Pemerintah New England menginginkan keseragaman religius Puritan dan karena itu melaksanakan penghukuman atas kasus-kasus bidah individual. Kepercayaan Roger Williams, yang mendirikan Rhode Island tahun 1636, akan pemisahan tegas antara negara dan gereja, merupakan pandangan minoritas. Terlepas dari ketidaktoleranan dalam urusan agama, politik koloni bersifat individualis, Setiap kota memilih dua deputi yang kemudian memilih gubernur dan berkonsultasi dengannya bersama para hakim mengenai perpajakan. Mahkamah Agung merupakan badan berdaulat perusahaan tersebut dan koloninya. Tahun 1634, diputuskan Mahkamah akan bersidang empat kali setahun: satu sidang akan mengumpulkan semua warga mendeka koloni tersebut untuk memilih hakim, sementara para deputi yang mewakili kota-kota akan menyusun hukum dalam ketiga sidang lain. Sebuah republik yang otonom telah berdiri. Body of Liberties (1641) menjadi kode hukum tertulis, sementara komitmen yang disemai demi kaum alim yang berpendidikan mendorong pendirian Harvard College. Massachusetts masih tetap diperintah oleh para Orang Suci sebab hanya anggota gereja dapat menjadi warga merdeka yang memiliki hak-hak sebagai warga negara namun status warga merdeka nantinya akan mencakup pula semua laki-laki dewasa yang telah bersumpah setia terhadap persemakmuran Komitmen adalah hal penting Kotapraja di New England, perluasan dari desa di Inggris, adalah satuan wilayah pemerintahan-mandiri yang dijalankan oleh sidang kota, Nanvin jiwa eksplorasi dan dahaga akan tanah mendorong banyak warga untuk menjelajah melewati batas-batas hunian mereka.


"Kita harus berpikir bahwa kita akan seperti sebuah kota di atas bukit," kata Winthrop, "muta semua orang mengarah ke kita New Hampshire, Connecticut, dan Rhode Island bermula sebagai dalang Massachussetts Pennsylvania dos percobaan Inggris telarian kaum Quaker, sementara Maryland sebagai tempat pelarian Katolik Percobaan Inggris telah menciptakan jenis masyarakat haru yang sangat berbeda dari paternalisme aristokrat, absolutisme kerajaan, dan ketidaktoleranan agama di Inggris pada awal abad ke-17.


Sumber : 

50 hari yang menentukan sejarah 



Komentar

Postingan Populer