KONSEP DAKWAH LINTAS AGAMA

 


Sunting : septino 

Secara etimologis, kata dakwah merupakan bentuk masdar dari kata yad’u (mudhari’) dan da’a (madli) yang artinya adalah memanggil (to call), mengundang (to invite), mengajak (to summer), menyeru (to propo), mendorong (to urge), dan memohon (to pray).

a. Ibnu Taimiyah

 Dakwah merupakan proses usaha untuk mengajak agar orang lain beriman kepada Allah, percaya apa yang telah diberitakan oleh Rasulullah dan taat terhadap apa yang telah diperintahkan. Dari pengertian ini, nampaknya Ibnu Taimiyah condong pada pemahaman dakwah sebagai suatu proses yang berkelanjutan kepada masyarakat yang sudah mengenal Islam dan ajarannya, sekaligus mengajak mereka untuk beribadah kepada Allah dengan ikhlas untuk mencapai derajat ihsan.

b. Al Bahy al Khauly

 Dakwah adalah usaha mengubah situasi kepada yang lebih baik dan sempurna. Baik individu maupun masyarakat. Barangkali yang dimaksud pengertian dakwah adalah usaha pemecahan suatu masalah dan pemenuhan kebutuhan manusia.

c. Amrullah Ahmad

 Dakwah Islam merupakan aktualisasi imani yang dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap, dan bertindak manusia pada dataran kenyataan individual dan sosiokurtural dalam rangka mewujudkan ajaran Islam dalam semua segi kehidupan dengan menggunakan cara tertentu.

d. Saifuddin Anshari

 Dakwah adalah segala yang mengubah suatu situasi kepada situasi lain yang lebih baik menurut ajaran Islam.

Dakwah adalah upaya atau perjuangan untuk menyampaikan ajaran agama yang benar kepada umat manusia dengan cara yang simpatik, adil, jujur, tabah dan terbuka. Serta menghidupkan jiwa mereka dengan janji Allah SWT tentang kehidupan yang membahagiakan, serta menggetarkan hati mereka dengan ancaman Allah SWT terhadap segala perbuatan tercela. Melalui nasehat-nasehat dan peringatan-peringatan.

Ahmad Ghallusy pernah mengatakan bahwa membimbing manusia mencapat kebahagian dalam rangka meealisasikan kebahagiaan.

Sementara itu, Ra’uf Syalaby mengatakan bahwa tujuan dakwah adalah mengesakan Allah SWT, membuat manusia tunduk kepada-Nya, mendekatkan diri kepada-Nya dan intropeksi terhadap apa yang telah diperbuat.

Dalam unsur dakwah terdapat beberapa komponen yang harus ada dalam proses dakwah, yaitu :

1) Da’i

Dai adalah orang yang menyampaikan pesan atau menyebarluaskan ajaran agama kepada masyarakat umum.

2) Mad’u

Mad’u adalah manusia yang menjadi sasaran bagi dakwah, atau manusia penerima dakwah, baik individu ataupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama Islam maupun tidak, dengan kata lain manusia keseluruhan tanpa memandang apapun.

3) Maddah

Maddan dalam dakwah berisi pesan atau materi yang disampaikan da’I pada mad’u. Dalam hal ini sudah jelas bahwa yang menjadi maddah dakwah adalah ajaran agama Islam. Secara umum materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi empat masalah pokok, yaitu keimaman, syariah, akhlak dan muamalah.

4) Wasilah

Unsur dakwah yang keempat adalah wasilah atau media dakwah, yaitu alat yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah kepada mad’u. untuk menyampaikan materi dakwah (ajaran Islam).

5) Thariqah

Metode dakwah adalah jalan atau cara yang dipakai juru dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah Islam.

Dalam proses koversi tersebut terdapat tiga pengaruh besar yang bekerja sama, yaitu :

• Kekuatan psikologis

• Kekuatan sosiologis

• Kekuatan Ilahi

Menurut M.T.L Penido yang dikutip H.Carrier koversi religious mengandung 2 aspek yaitu :

• Pertobatan Batin

 Yaitu timbul dalam diri seseorang oleh karena kesadaran subjek itu atau kelompok yang bersangkutan.

• Pertobatan lahir

 Pertobatan lahir datang dari faktor-faktor luar yang menguasai subjek atau kelompok itu, kekuatan luar tersebut berupa kejadian yang menyenangkan maupun yang menyusahkan. Dari kekuatan luar itulah sedikit banyak menekankan pengaruh atas kesadaran subjek. Namun pengaruh yang terbesar dari subjek untuk mengadakan transformasi datang dari subjek sendiri.

Dari keterangan di atas H. Carrier membuat suatu kerangka proses pertobatan pada umumnya sebagai berikut :

• Akibat krisis terjadilah desintegrasi sintetis kognitif dan motivasi seseorang

• Reintegrasi kepribadian atas landasan religious baru

• Penerimaan peran sosial dari agama baru

• Kesadaran atas panggilan baru itu sebagai karya ilahi

Pengertian Dakwah Lintas Agama

Dakwah lintas agama adalah suatu upaya untuk menyebarkan ajaran agama kepada orang lain yang berbeda keyakinan atau agama. Dakwah lintas agama bisa dilakukan oleh seseorang yang ingin menyampaikan ajaran agama yang dianutnya kepada orang lain yang berbeda agama. Ajaran agama yang disebarkan bisa berupa pemahaman tentang keyakinan atau amalan yang menjadi praktik dalam ajaran agama tertentu.

Membicarakan tentang komunikasi lintas agama sebenarnya tidak ada ujungnya mulai digagas masa Rasulullah Muhammad SAW dengan Piagam Madinah-nya sampai sekarang sejumlah pertemuan para tokoh agama di tingkat regional, nasional, sampai tingkat internasional. Tetapi tujuannya hampir tidak jauh beda sejak dicetuskannya Piagam Madinah sampai sekarang, yakni untuk membendung radikalisme kelompokkelompok tertentu, untuk membangun sebuah peradaban dan menjunjung tinggi nilainilai kemanusiaan. Buktinya, semakin sering terjadi radikalisme atau terorisme, maka semakin intens para tokoh lintas agama untuk melakukan pertemuan. Komunikasi lintas agama sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari peran Rasulullah SAW yang mencetuskan ide Piagam Madinah. Saat Piagam Madinah dicetuskan, kota yang sebelumnya bernama Yatsrib itu dihuni oleh banyak etnik dan agama. Setidaknya Dr Solatun dalam naskahnya “Komunikasi Antar agama sebuah studi Hermeneutik” menyebut terdapat etnik Aus dan Hazraj. Kedua etnik tersebut dibawah dominasi komunitas Yahudi yang menguasai sebagian besar sarana dana aktifitas perekonomian. Masih dalam kota Madinah, terdapat juga kaum Anshar (penduduk asli Madinah) dan Muhajirin (warga Makkah yang menjadi pendatang di Madinah) yang memiliki agama sendiri, Islam yang dibawa Rasulullah SAW. Pada tahun 624 M, Madinah yang multikultural itu sudah menata sebuah perundang-undangan “Piagam Madinah” yang semangatnya adalah perdamaian dengan didasari komunikasi lintas agama.

Menurut Ahmad yang diposted melalui Ahmad Haes pada 23 Februari 2009, saat Nabi hijrah dari Makkah ke Madinah terdapat beberarapa kelompok masyarakat di kota itu. Di antaranya, terdapat kaum Mukmin yang terdiri dari Muhajirin dan Anshar. Kaum Muhajirin terdiri dari Bani Hasyim dan Bani Muthalib. Sedangkan dari kaum Anshar, terdapat suku Aws dan Khazraj. Selain kelompok Muslim, di Yatsrib saat itu juga terdapat kelompok orangorang musyrik Arab yang masih memuja berhala (kaum pagan). Terdapat juga kelompok Yahudi yang terdiri dari Banu Nadir, Banu Qaynuqa, dan Banu Quraizhah. Nabi Muhammad (yang secara kesukuan merupakan anggota Banu Hasyim), mengikat mereka dalam sebuah perjanjian, yang disebutnya sebagai kitâb atau shahïfah, yang oleh orang Indonesia lebih dikenal sebagai Piagam Madinah. Piagam Madinah tidak lain adalah keputusan Nabi Muhammad yang berisi ketentuan-ketentuan pokok yang mengatur segala segi kehidupan (ideologi, politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, pertahanan, dan keamanan) masyarakat Madinah yang terdiri dari komunitas Muslim, Nasrani dan Yahudi untuk hidup berdampingan dalam sebuah masyarakat. Nabi Muhammad mengambil langkah yang sangat strategis itu setelah didahului dengan menyatukan komunitas muslim pribumi (Anshar) dan komunitas muslim pendatang yang ikut hijrah bersama Rasulullah. Setelah kedua pendatang dan pribumi

Dakwah dalam Islam

Dalam Islam, dakwah adalah suatu upaya untuk menyampaikan ajaran Allah SWT kepada manusia dengan cara yang baik dan bijaksana. Tujuan dari dakwah dalam Islam adalah agar manusia dapat mengenal dan mengimani serta mengamalkan ajaran Islam. Selain itu, dakwah dalam Islam juga bertujuan untuk memperangi kebathilan dan kezaliman, serta mengajak umat manusia untuk berbuat baik dan mencintai sesama.

Dalam kajian pemahaman antar agama, pemaknaan komunikasi lebih tepat menggunakan pengertian yang kedua, yakni proses yang menghubungkan semua bagian-bagian yang terputus. Mengapa demikian, karena tujuan utama membangun komunikasi antar agama adalah untuk membangun sebuah kesepahaman bersama antar pemeluk agama dan meminamalisir pergesekan atau konflik antar pemeluk agama. Komunikasi berarti merupakan proses penyampaian pesan dari seorang komunikator kepada komunikan.

Dan proses berkomunikasi itu merupakan sesuatu yang tidak mungkin tidak dilakukan oleh seseorang karena setiap perilaku seseorang memiliki potensi komunikasi.

Proses komunikasi melibatkan unsur-unsur sumber (komunikator), pesan, media, penerima dan efek. Disamping itu proses komunikasi juga merupakan sebuah proses yang sifatnya dinamik, terus berlangsung dan selalu beruban dan interaktif, yaitu terjadi antara sumber dan penerima. Proses komunikasi juga terjadi dalam konteks fisik dan konteks sosial, karena komunikasi bersifat interaktif sehingga tidak mungkin proses komunikasi terjadi dalam kondisi terisolasi. Sedangkan pengertian Agama adalah juga tidak bisa dipahami dengan cara tunggal, karena disebabkan oleh persoalan-persoalan yang berkaitan dengan kepentingan mutlak dan tidak dapat ditawar-tawar lagi. Beberapa acuan yang berkaitan dengan kata “Agama” pada umumnya; berdasarkan Sansekerta yang menunjukkan adanya keyakinan manusia berdasarkan Wahyu Illahi dari kata A-GAM-A, awalan A berarti “tidak” dan GAM berarti “pergi atau berjalan, sedangkan akhiran A bersifat menguatkan yang kekal, dengan demikian “agama: berarti pedoman hidup yang kekal.”

Dakwah Lintas Agama

Dakwah lintas agama adalah suatu bentuk dakwah yang dilakukan oleh seseorang yang ingin menyebarkan ajaran Islam kepada orang-orang dari agama lain. Dakwah lintas agama juga bisa dilakukan oleh orang-orang dari agama lain yang ingin menyebarkan ajaran agama mereka kepada umat beragama lain. Sebagai contoh, seorang Muslim bisa melakukan dakwah kepada orang-orang dari agama lain seperti Kristen, Hindu, atau Buddha, dan sebaliknya.

Contoh nyata dari dakwah lintas agama pada zaman modern adalah aksi kerjasama antarkonfensi agama yang bertujuan untuk menjalin perdamaian dan toleransi antarumat beragama. Seperti misalnya, kerjasama antara Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan Sinode Gereja Kristen Indonesia (PGI) dalam rangka menyelenggarakan seminar dan diskusi mengenai antaraagama yang dilakukan secara bersama-sama.

Tujuan Dakwah Lintas Agama

Tujuan utama dari dakwah lintas agama adalah untuk menjalin kerukunan dan toleransi antarumat beragama.

Selain itu, dakwah lintas agama juga bertujuan untuk menghilangkan perbedaan pemahaman atau kesalahpahaman antarumat yang berasal dari agama atau keyakinan yang berbeda.

Oleh karena itu, dakwah lintas agama harus dilakukan dengan cara yang bijaksana dan tidak memaksakan keyakinan.

Melalui dakwah lintas agama, diharapkan umat beragama dapat menjadi lebih saling menghargai, menghormati, dan bertoleransi satu sama lain. Terlebih di negara Indonesia yang memiliki keragaman agama dan kepercayaan yang sangat beragam, dakwah lintas agama memiliki peran penting untuk membangun harmoni dan perdamaian di negara ini.

Metode Dakwah Lintas Agama

Dalam melakukan dakwah lintas agama, diperlukan metode yang tepat untuk membangun kerjasama antar agama. Metode dakwah lintas agama melibatkan dialog antar agama, toleransi antar umat beragama, dan sharing pengalaman.

Dialog Antar Agama

Dialog antar agama adalah salah satu cara untuk mengembangkan pemahaman antar agama dan memperkuat hubungan antar pemeluk agama. Melalui dialog ini, individu dari berbagai agama dapat berdiskusi, bertukar pikiran, dan memperdalam pemahaman mereka tentang kepercayaan satu sama lain. Dialog juga membantu mengurangi prasangka negatif dan meningkatkan toleransi.

Untuk melakukan dialog antar agama, diperlukan kesempatan untuk bertukar pikiran secara teratur. Pertemuan rutin antar pemimpin agama dapat dilakukan untuk membicarakan masalah-masalah yang memengaruhi masyarakat atau untuk mengadakan acara bersama. Selain itu, diskusi antar kelompok agama juga dapat diadakan untuk membahas topik tertentu.

Namun, dalam melakukan dialog antar agama, perlu berhati-hati agar tidak mengganggu keyakinan atau nilai dari yang lain. Kesalahan pemahaman juga dapat terjadi dan perlu dihindari. Oleh karena itu, pertemuan tersebut perlu disiapkan dengan baik dan diarahkan dengan cara yang positif.

Toleransi Antar Umat Beragama

Toleransi antar umat beragama adalah penting dalam mewujudkan kerjasama dan pemahaman antar agama. Toleransi mengacu pada kesediaan seseorang untuk menerima perbedaan dan menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kebebasan beragama.

Dalam konteks dakwah lintas agama, toleransi membantu membangun hubungan antar agama dengan menekankan persamaan dalam keyakinan dan budaya. Hal ini dapat dicapai dengan mengadakan acara bersama yang menampilkan kecepatan agama atau menempatkan tokoh-tokoh agama di podium yang sama untuk berbicara.

Toleransi juga memainkan peran penting dalam mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang perbedaan agama. Dalam masyarakat yang lebih toleran, individu cenderung lebih terbuka terhadap menerima perbedaan dan memperdalam pemahaman mereka tentang agama lain.

Sharing dan pengalaman dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti menulis blog atau artikel tentang pengalaman dengan agama tertentu, atau mengadakan acara ceramah yang melibatkan pemimpin agama dan para pengikut agama. Melalui sharing dan pengalaman, individu dapat memperkaya pengetahuan mereka tentang agama lain dan memperkuat hubungan antar umat beragama.

Dalam melakukan sharing dan pengalaman, perlu dihindari mengklaim kebenaran agama masing-masing atau membandingkan satu agama dengan yang lain. Hal ini dapat menimbulkan perdebatan dan menghalangi proses pemahaman dan toleransi.

Dalam kesimpulannya, metode dakwah lintas agama melibatkan dialog antar agama, toleransi antar umat beragama, dan sharing pengalaman. Dalam melakukan dakwah lintas agama, individu perlu memahami pentingnya kerjasama antar agama dan menerapkan metode yang tepat untuk membangun hubungan yang positif dan memperluas pemahaman tentang agama lain.

Diriwayatkan dari sahabat Nabi Muhammad Saw, yang bernama Jarir bin Abdullah ra, dia telah berkata :

Artinya ; “Aku pernah berbaiat (berjanji setia) kepada Rasulullah untuk selalu mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, dan memberi nasihat baik bagi setiap muslim.”

Setiap muslim selalu saling mengingatkan kepada hal yang baik begitu juga ketika kita ingin melakukan strategi dakwah lintas agama kepada orang yang bukan non muslim. Pergunakan metode yang baik seperti Metode Hikmah (nasehat baik), al-Mau’idzah al-Hasanah (tutur kata baik), Mujadalah (berbicara lembut).

Di era sekarang, kita melihat bahwa pengaruh barat semakin kuat dan begitu dominasi kekuatan politik ekonomi oleh barat dan dari beberapa tragedy yang menimpa orang kristiani eropa terhadap serangan teroris, penjahat, dll yang mengatasnakan Islam mereka bukanlah yang disebut Islam. Membentuk sebuah aliran yang bernama Islamofobia dapat mengambil bentuk yang beragam, mulai dari keyakinan tentang Islam dan muslim hingga dan tindakan nyata. Oleh karenanya, muncul sikap negative, seperti anti imigran muslim, anti hijab, diskriminasi tempat kerja atau di ruang public, dan seterusnya.

Data yang tercantum dalam bentuk phobia terhadap Islam yaitu :

1. Sepanjang tahun 2016 saja di Denmark tercatat ada 56 insiden yang bernuansa kebencian terhdap Islam

2. Sepanjang tahun 2016, di Swedia tercatat 439 kasus kejahatan berdasarkan kebencian terhadap Islam

3. Sepanjang tahun 2017, Spanyol mencatat 546 serangan terhadap umat Islam, dan begitu banyak yang lain di Negara yang minoritas muslim lainnya.

Untuk itu kita sebagai Da’i sebgai penyiar Islam terkhusus kepada non muslim maka menggunakan strategi yang baik dan benar agar objek yang didakwah akan tersentuh hatinya dan mendapat hidayah dengan menghilangkan sentiment buruk dia terhadap Islam, kita perlihatkan hal yang positif tentang Islam dan memberikan makna Islam sebagai agama yang damai tanpa menerima kekerasan seperti yang mereka bayangkan.

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ

"Surat Ali Imran Ayat 159,artinya : "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya."

اَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

Surah Al hujurat ayat 13, Artinya : "Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti."


Sumber : 

Indra.(2019).Konsep dakwah lintas agama.BESTid

Sorimonang.(2018).Hadis Civilization.Yogyakarta;Atap Buku

Asari,Hasan.(2019).Sejarah Islam Modern.Medan;Perdana Publishing (pada bab (Phobia Barat terhadap Islam))

Awaludin Pimay,(2006).Metodologi dakwah kajian teoritis dan khazanah keilmuan.Semarang;RaSAIL,cet 1 hlm.2

Amrullah, Achmad.(1983).Dakwah Islam dan perubahan sosial.Yogyakarta;(ed)PLP2M;hlm 2

Pusptino,Hendro.(1983).Sosiologi agama.Yogyakarta;Kanisius



Komentar

Postingan Populer