PUSAT PUSAT PERADABAN ISLAM
Sunting : Rizky Septino Ardiansyah (0602213014)
Prodi Sejarah Peradaban Islam I
Untuk memenuhi UAS Sejarah Peradaban Islam Klasik II oleh dosen pengampu Ibu Dra.Achiriah,M.Hum
A.
Baghdad
Bani
Umayyah yang berpusat di Damsyik Islam belum mengembangkan peradaban. Setelah
kekuasaan politik Islam direbut Bani Abbas dan dinasti ini kemudian memindahkan
pusat pemerintahannya ke Baghdad berapa pada lingkungan Persia yang
masyarakatnya telah mempunyai tradisi berfikir rasional, ditambah dorongan
petingginya yang orang Persia yang cinta ilmu pengetahuan membuat kota Baghdad
berbah menjadi pusat pertama peradaban Islam disamping pusat perdagangan
transit dari daerah timur ke barat (Eropa). Sejarah mencatat Baghdad telah
menjadi ajang pengembangan filsafat yunani dan diadopsi filsafat-filsafat Islam
melalui terjemahan Ibn Ishak. Dalam pengembangan itu, cendekiawan-cendekiawan
Islam bukan sekedar menguasai pengetahuan dan filsafat dari Yunani, Persia
sendiri maupun India, tetapi menambahkan hasil penerungan maupun hasil penelitiannya
ke dalam buku-buku yang mereka tulis. Banyak pula bangunan dengan arsitek yang
indah yang dibangun di Baghdad.
B.
Cordova
Kota cordova adalah ibu kota Islam di Spanyol di masa daerah ini dikuasai kaum muslimin. Sebagai telah disebutkan, kekalahan bani Umayyah atas gerakan politik Bani Abbasiyah membuat Abdul Al-Rahman lari ke wilayah Spanyol yang telah ditaklukkan oleh pasukannya. Di tahun 756 M, Ia berhasil membentuk satu khalifah tersendiri untuk menandingi perkembangan kebudayaan Islam di timur (Baghdad). Ia pun menjadi ibukotanya sebagai pusat pengembangan kebudayaan Islam di barat.
Sejarah
mencatat Ibn Bajjah, Ibn Thufail, Ibn Rusyd, adalah juga dokter. Dokter lain di
Spanyol Islam adalah Filosof-filosof Islam dari Spanyol. Dokter lainnya di
Spanyol Islam adalah Az-Zahrawy dan Ibn Zuhr. Apotekernya, diantaranya Ibn
Wafid (w 1047 M) yang karyanya diterjemahkan ke bahasa latin dan dipelajari di
Eropa. Geografi dan Sejarah juga mendapat perhatian di Spanyol. Ilmuan geografi
seperti Ibn Batutah Al-Uzzi, Al-Mazini dan Ibn Jubair. Dalam bidang sejarah,
dikenal Ibn Qutiyah, Ibn Hayyam (988-1070 M), dan Ibn Khaldun.
Ilmu
Astronomi, Falak, Matematika dan Kimia juga mendapat perhatian yang serius di
Spanyol. Demikian juga botani dan pertanian, termasuk bahasa dan sastra. Di
samping ilmu-ilmu agama, kita mengenal Ibn Rusyd yang juga seorang hakim yang
menulis “Bidayat Al-Mujtahid”. Ibn Hazin yang menulis “Al-Muhalla”, Isa ibn
Dinar yang menulis “Al-Hidayah”, dan Al-Syathibi yang karyanya “Al-Muwafaqat”.
C.
Mesir
Disentegrasi
politik yang terjadi karena melemahnya kekuasaan politik Khalifah Abbasiyah
mengakibatkan wali-walinya di daerah mendirikan pemerintahan otonom dan mempunyai
militer tersendiri. Otonomi yang demikian memberi kesempatan kepada daerah
mengelola pemerintahannya seluas-luasnya sampai pada pengangkatan pimpinan,
sedangkan Khalifah di pusat (Baghdad) hanya memberikan pengesahan.
Mula
pertama Mesir melepaskan diri dari Baghdad oleh Ibn Thulun (869-905M). Ia pun
mulai membangun rumah sakit besar dan masjid besar Kairo dengan nama Masjid Ibn
Thulun. Dimasa Fathimiyah berkuasa di Mesir sejak tahun 696 M, Universitas
Al-Azhar dibangun. Sejak itu hingga sekarang. Mesir menjadi salah satu pusat
peradaban Islam. Dimasa dinasti Mamluk berkuasa di Mesir (1250-1517M), wilayah
ini kembali menjadi tempat kegiatan para ilmuan Islam.
Hancurnya Dinasti Abbasiyah membuat para ilmuan Islam pergi mencari tempat bernaung yang aman yaitu wilayah dinasti Mawalik, Syiria dan Mesir. Hingga awal abad ke 16 M, masa lenyapnya Dinasti Mawalik sekian banyak ilmuan dalam berbagai bidang muncul dan beraktifitas di daerah islam ini.
Dalam
bidang Astronomi tercatat nama Nashir Al-Din Al-Thusi. Ia juga ahli matematika
dan filsafat. Muridnya Quthbuddin Al-Syirazi (1236-1311M) mengarang mengenai
optika, geometri, astronomi, geografi, filsafat, dan ilmu agama.
Di
bidang kedokteran, Abu Al-Hasan Ali Ibn Al-Nafis (W 1288) adalah penemu
sirkulasi kecil atau sirkulasi pulmonary. Ibn Nafis juga membuat studi kritis
tentang karya anatomi gallu dan Ibn Sina. Shadaqah Ibn Ibrahim Al-Syadzili
adalah pengarang naskah optamologi.
Didalam
bidang kedokteran hewan tercatat nama Abd Al-Mukmin Al-Dimyathi ( W 1306 M)
yang menulis buku berjudul Fadhl Al-Khayl yang menjadi literature pada Akademi
Mausuriyah pada masa Qawalun.
Di
bidang Optamologi, salah Al-Din Ibn Yusuf (1296 M) tercatat sebagai ahli yang
dapat mengangkat katarak melalui pembedahan.
Ahli
sejarah di masa Mawalik adalah Abu Al-Fida (1273-1332). Demikian pula Abu Al-Mahasin
Ibn Taghiri Birdi (1411-1442), Taqi Al-Din Ahmad Al-Magrizi (1364-1469) dan
yang paling terkenal adalah Abd Al-Rahman Ibn Khaldun (1332-1406).
D.
Turki
Turki
pada mulanya adalah wilayah pusat dinasti Utsmani (1299-1924) yang terletak di
Asia kecil. Ketika masa jaya dinasti terebut, Daerah asia kecil atau turki
sekarang pernah menjadi pusat peradaban Islam, walaupun bidang ilmu yang
dikembangkan dapat dikatakan “Jalan di tempat” atau tidak berkembang kearah
kemajuan yang ditandai dengan tidak adanya penemuan baru.
Madrasah pertama kali didirikan di Iznul pada tahun 1331 M. Pada abad ke 16 M barulah didirikan Madrasah Tinggi. Pada madrasah yang baru tersebut dipelajari eksakta, ilmu medis, matematik, dan ilmu fisika.
Ilmu
medis baru dikembangkan pesat di abad ke 15 M. Tenaga medisnya di impor dari
asia tengah. Sefereddin melakukan studi pembedaan, Cerrahnamei Ilham (1465)
meletakkan dasar dasar dalam percobaan pengobatan di masanya. Siraplu Mummin
menulis rincian pengobatan(1437 M). Al Tuncuazede (W abad 15) membuat analisa
pengobatan problem air seni.
Ahli
Matematika pertama Utsmani adalah Kadizade Musa Pasya yang mendirikan
observatorium di Samarkand dan menyusun Matematika Euklid. Pada kosmografi
tercatat Hafiz Mahmed Ibn Ali (W 1543 M). Di bidang geografi terdapat Seyid Ali
Reis ( W 1543 ) dan bidang Astronomi adlaah Takiyuddin Mehmed (1521-1585 M).
Di
bidang arsitek, Utsmani meninggalkan bangunan-bangunan Masjid dan Istana-istana
serta gedung-gedung lembaga pemerintahan yang dapat disaksikan hingga sekarang
di Turki.
E.
India
Islam
telah sampai ke India secara militer sejak zaman dinasti Umayyah di Syiria.
India berada di kekuasaannya, tapi tidak secara keseluruhan sekaligus.
Berkali-kali terjadi perang antara kaum muslimin dengan kerajaan kerajaan di
Indi, hingga akhirnya berdiri kerajaan Mughal dengan Delhi sehingga ibukotanya,
didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530), salah satu cucu Timur Lenk yang
telah menjadi muslim. Kerajaan Mughal berkuasa dengan kuat hingga 1707 M.
Setelah itu Mughal menjadi lemah karena perpecahan sehingga tidak dapat lagi
mempertahankan kekuasaannya.
Di
masa Mughal kemajuan peradaban Islam adalah bidang arsitekturnya, yang dapat
dilihat pada peninggalan-peninggalannya di India hingga saat ini. Seperti Taj
Mahal, Agra, Benteng Merah, Jama Masjid, istana-istana dan gedung pemerintahan
di Delhi.
Dalam bidang ilmu pengetahuan, ditandai dengan meningkatnya bahasa Urdu menjadi bahasa literature dan menggantikan bahasa Persia yang sebelumnya dipakai di kalangan istana. Sejarah mencatat beberapa penulis besar Islam India yang menulis dalam bahasa Urdu, yaitu Mazhar, Sauda, Dard, dan Mir, kesemuanya di abad 18.
F.
Damaskus
Damaskus
pada zaman sebelum Islam adalah ibu kota kerajaan Romawi Timur di Syiria.
Damaskus merupakan kota lama yang dibangun kembali dalam zaman Dinasti Umayyah
dan dijadikan ibu kota Negara sejak pemerintahan Muawiyah, khalifah pertama
bani Umayyah.
Di
kota Damaskus banyak didirikan gedung-gedung yang indah, yang bernilai seni, di
samping kotanya sendiri dibangun sedemikian rupa teratur dan indahnya., dengan
jalan jalan yang lebih rimbun, kanal-kanal yang bersimpang siur berfungsi
sebagai jalan dan pengairan, taman-taman rekreasi yang sangat menakjubkan. Di
Damaskus terdapat Masjid Damaskus yang megah dan agung, masjid ini dibangun
oleh Khalifah Al Walid bin Abdul Malik dengan arsiteknya Abu Ubaidah bin
Jarrah.
Secara geografis, Damaskus terletak di sebelah Barat
Daya Suriah. Ibu kota Republik Arab Suriah itu berada di oasis suatu dataran
separuh gersang. Damscus juga berbatasan dengan Pegunungan Anti-Lebanon di
sebelah Timur. Di sebelah Tenggara, kota ini berdekatan dengan Beirut, Lebanon.
Damaskus juga dilalui Sungai Barada yang telah mengalirkan air selama ribuan
tahun.
Kota itu termasuk salah satu kota tertua yang dihuni
manusia. Damaskus dibangun sekitar 3.000 tahun SM. Berganti zaman, berganti
pula penguasa Damaskus. Secara bergantian, kerjaan Assyria, Yunani, Romawi dan
Bizantium menguasai wilayah itu. Islam mulai menginjakkan pengaruhnya di kota
itu pada era kekuasaan Khalifah Umar bin Khattab.
Panglima perang seperti Khalid bin Walid, Amr bin Ash, Abu Ubaidah bin Jarrah, Yazid bin Abu Sufyan berhasil menunaikan tugasnya untuk menaklukan Suriah dan Palestina dari kekuasaan Romawi. Secara resmi, Damaskus berada dalam kekuasaan Islam pada September 635 M. Proses Islamisasi berlangsung damai dan lancar. Penguasa Islam tetap menghormati kebebasan beragama.
Sejak itulah, Suriah menjadi salah satu provinsi pemerintahan Khulafa
Rasyidin yang berpusat di Madinah. Gubernur pertama Suriah adalah Mu'awiyah bin
Abu Sufyan. Pada era kepemimpinannya, Usman bin Affan kerap berkunjung ke
provinsi itu. Ketika konstelasi politik di dunia Islam berubah, pada tahun 661
M Mu'awiyah bin Abu Sufyan mendirikan Dinasti Umayyah dan mendapuk Damaskus
sebagai ibu kota pemerintahannya.
Salah satu agenda Dinasti Umayyah adalah perluasan wilayah penyebaran
Islam hingga ke Afrika Utara, Spanyol, Asia Tengah, Persia, serta India.
Sehingga wilayah kekuasaan Islam pada abad pertengahan semakin meluas. Sekitar
tahun 750 M, Dinasti Umayyah digulingkan Dinasti Abbasiyah dan ibu kota
pemerintahan berpindah ke Baghdad.
Kota Damaskus dikenal sebagai kota yang dermawan dan pemurah. Suatu hari,
penjelajah kondang asal Maroko, Ibnu Battuta (1304-1368 M) menginjakkan kakinya
di Damaskus. Ia begitu kagum melihat kehidupan sosial masyarakatnya yang
dermawan dan pemurah. Ketika itu, sederet lembaga amal berdiri untuk
meringankan beban bagi orang-orang yang tak berpunya dan membutuhkan bantuan.
`'Semangat sosial masyarakat Damaskus begitu tinggi,'' kisah Ibnu
Battuta dalam catatan perjalanannya. Saking banyaknya lembaga amal yang berdiri
di kota itu, sampai-sampai Ibnu Battuta merasa sulit untuk menghitungnya. Saat
itu, orang tak mampu menunaikan ibadah haji ke Makkah akan dibiayai lembaga
amal yang ada.
Masyarakat Damaskus pun berlomba-lomba mewakafkan tanahnya untuk
sekolah, rumah sakit serta masjid. Damaskus tak hanya dikenal sejarah sebagai kota
yang dermawan karena kemakmurannya, namun juga pemurah karena sifatnya.
Bianquis mencatat, begitu terbukanya Damaskus bagi para pengungsi asal
Andalusia yang terusir dari negeri Spanyol, ketika Kristen menguasai tanah itu
pada abad ke 12 M.
G.
Kairawan
Kairawan
merupakan kota baru yang terletak di Afrika Utara. Kota ini dibangun pada masa
dinasti Bani Umayyah. Kota kairawan didirikan pada tahun 670 M saat Uqban bin
Nafi’ menguasai Tunis pada masa Khalifah
Muawiyah. Sesuai dengan kota islam yang lain, Kairawan dibangun dengan gaya
arsitektur Islam yang dilengkapi dengan berbagai gedung, masjid, taman, daerah
perdagangan, daerah industry, daerah militer, dan sebagainya.
Di kota Kairawan terdapat Masjid Kairawan yang dibangun pada masa Khalifah Hisyam oleh Aqabah, Gubernur Afrika Utara. Masjid ini adlaah masjid yang termasyhur. Berkali-kali masjid ini mengalami perbaikan dna pelebaran oleh para gubernur yang silih berganti menjabat, sehingga akhirnya menjadi satu muslimin di Afrika Utara, terutama dengan kubahnya yang terkenal dengan “Qubatul Bahwi”. Kota kairawan kemudian menjadi kota Internasional, karena di dalamnya berdiam bangsa arab, barbar, Persia, romawi, dan lainlain. Kairawan juga merupakan kota ilmu, disamping sebagai kota militer.
H.
Bashrah dan Kuffah
Bashrah
dibangun di daerah kepala teluk Persia pada tahun 17 H dan menjadi kota besar, bukan kebesaran
dalam perang dan penaklukkan, bukan pula dalam perdagangan dan jual beli, akan
tetapi dalam pengetahuan dan kebudayaan. Di tahun yang sama orang Arab membangun
kota lain dekat teluk dan berfungsi sebagai pelabuhan di gurun, sama seperti
Karbala, dibangun pada tahun yang sama seperti Bashrah. Kota ini merupakan kota
eksperimen pertama kali yang dibangun dengan perencanaan dalam pemerintahan
Islam dan merupakan pusat pencerahan dan belajar.
Banyak
pendapat tentang asal kata Bashrah, ada yang mengatakan berasal dari kata
basyrah yang berarti tanah yang berkerikil. Ada juga yang mengatakan dari kata
bashra yang berarti tanah yang rendah. Hal itu sangat beralasan karena letak
geografisnya memang di tepi laut. Juga ada yang mengatakan berasal dari bahasa
Persia Basirah yang berarti tempat titik pertemuan antar wilayah. Hal itu
dikarenakan Bashrah ketika itu merupakan pusat perniagaan antar Negara seperti
India, Persia dan Arab. Bashrah dan Kuffah berkembang menjadi kota ilmu dan
pendidikan spiritual para sufi dengan Hasan Al Bashri dan Rabiah al Adawiyah
sebagai tokoh sentralnya, sedangkan Kuffah tumbuh menjadi kota pusat kajian
fiqih dan hukum Islam.
Kufah sempat memegang peranan penting
pada masa pemerintahan Khulafa ar-Rasyidin. Khalifah Ali bin Abi Thalib sempat
memindahkan ibu kota pemerintahan Islam dari Madinah ke kota ini. Selain itu,
Kufah pun sempat menjadi pusat gerakan ilmiah Islam yang telah melahirkan
sejumlah ulama dan ilmuwan Muslim terkemuka.
Kota yang terletak 10 km di timur laut
kota Najaf itu tergolong kota tua. Awalnya, wilayah itu didiami bangsa
Mesopotamia. Ketika Kerajaan Sassanid berkuasa Kufah merupakan bagian dari
Provinsi Suristan. Kufah ditaklukan umat Islam pada tahun 637 di era
kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab.
Achiriah&Laila
Rohani.Sejarah Peradaban Islam.Medan;Perdana
Publishing,2018
Nur’aini,Dede.Peradaban Islam.Depok;CV Bina
Pustaka,2014
Fitriani,Laily&Wildana
Wargadinata.Sastra Arab dan Lintas Budaya.Jakarta;PT
Raja Grafindo Persada,2004
Soetyoso,Kutojo.Sejarah Dunia.Jakarta;Penerbit
Widjaya,1975
Komentar
Posting Komentar