KONSEP DASAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Pengertian pendidikan IPS
Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan baik pada
tingkat SD, SMP maupun SMA. IPS bukan ilmu mandiri seperti halnya Ilmu-ilmu sosial
lainnya, namun materi IPS menggunakan bahan ilmu-ilmu sosial yang dipilih dan disesuaikan
dengan tujuan pengajaran dan pendidikan. Salah satu penyebab lahirnya IPS
(social studies) disebabkan adanya keinginan dari ahli-ahli ilmu social dan
pendidikan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
Defenisi IPS menurut para ilmuwan
1. Menurut
National Council for the Social Studios (NCSS), mendefinisikan IPS sebagai
suatu studi yang terintegrasi dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk
meningkatkan kemampuan warga negara. Dalam program sekolah, IPS mengkaji secara
sistematis dan terkoordinasi berbagai disiplin ilmu seperti antropologi, arkeologi,
ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat, ilmu politik, psikologi, agama,
sosiologi.
2. Edgar Bruce Wesley,
mendefinisikan bahwa IPS adalah ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk
tujuan pendidikan.
3. Menurut
United Stated of Education's Standard Terminology for Curriculum and
Instruction bahwa IPS berisikan aspek-aspek ilmu sejarah, ilmu ekonomi, ilmu politik,
sosiologi, antropologi, psikologi, geografi dan filsafat yang dipilih untuk tujuan
pembelajaran di sekolah dan di perguruan tinggi.
4. Menurut
Zuraik, hakikat IPS adalah harapan untuk membina suatu masyarakat yang baik di
mana para anggotanya benar-benar berkembang sebagai insan sosial yang rasional
dan penuh tanggung.
Perbedaan
antara ilmu ilmu sosial (Social Sciences) dan Ilmu pengetahuan sosial (Social
Studies)
1. Aspek
kehidupan manusia yang menjadi objek studi ilmu-ilmu sosial terpisah, misalnya
sosiologi objek studinya interaksi sosial, antropologi objek studinya
kebudayaan, ekonomi
objek studinya kebutuhan manusia, geografi objek studinya ruang atau interelasi
manusia dengan faktor alam pada ruang,
ilmu politik objek
studinya kekuasaan, sejarah objek studiya waktu atau riwayat masa lampau, psikologi
sosial objek studinya proses mental
manusia sebagai
makhluk sosial.
2. Ilmu-ilmu
sosial (social sciences) lebih dipusatkan pada pengkajian ilmu murni. Kerangkan
kerja ilmuilmu sosial lebih diarahkan kepada pengembangan
teori dan
prinsip ilmiahnya. Setiap disiplin ilmuilmu sosial (sosiologi, antropologi,
sejarah, geografi, ilmu politik, ekonomi, dan lain-lain) berusaha untuk
mengembangkan kajiannya sesuai dengan alur keilmuannya. Oleh sebab itu, ilmu-ilmu sosial tidak menekankan aspek pendidikan, namun ilmu-ilmu sosial dirumuskan sebagai disiplin akademik mengenai manusia dan konteks sosialnya yakni berusaha mengetahui apa dan menjelaskan suatu ilmu
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN IPS
Perkembangan PIPS dalam
sistem pendidikan di Indonesia
Hal
ini diakui oleh Winaputra karena 2 alasan,yaitu:
1.
Di Indonesia belum ada lembaga professional bidang PIPS setua dan sekuat NCSS
atau SSEC. Lembaga serupa yang dimiliki Indonesia, yakni HISPIPSI (Himpunan
Sarjana IPS Indonesia)
2.
Perkembangan kurikulum dan pembelajaran IPS sebagai ontologi ilmu pendidikan
(disiplin) IPS sampai saat ini sangat tergantung pada pemikiran
individual
dan atau kelompok pakar yang ditugasi secara insidental untuk mengembangkan perangkat
kurikulum IPS melalui Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan Balitbang
Dikbud (Puskur).
1.Pendidikan IPS pada
tahun 1945-1964
Pada kurun waktu
1945-1964 istilah IPS belum dikenal di Indonesia,Namun pembelajaran yang
memiliki karakteristik sama denga IPS merujuk kepada defenisi social studies menurut Edgar Wesley yang
menyatakan bahwa pendidikan IPS ialah ilmu sosial yang disederhanakan untuk
tujuan pendidikan.
Seperti
Sejarah,Geografi,civics,koperasi yang
disampaikan.
Pendidikan IPS dalam
kurikuum 1964-1968
Ketika
kurikulum 1968 masih berlaku, istilah IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) mulai
muncul dalam seminar nasional tentang Civics Education tahun 1972 di Tawang
Manggu Solo.
IPS
sebagai mata pelajaran pertama sekali masuk ke dalam dunia persekolahan pada
tahun 1972- 1973 yakni dalam kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan
(PPSP) IKIP Bandung. Pada saat itu, mata pelajaran IPS belum masuk ke dalam
kurikulum SD, SMP, dan SMA.
Pendidikan IPS dalam kurikulum
1975 dan 1984
Menurut Winataputra kurikulum 1975
menampilkan pendidikan IPS dalam empat profil sebagai berikut:
a.
Pendidikan moral pancasila menggantikan pendidkan kewarganegara sebagai suatu
bentuk pendidikan IPS khusus yang mewadahi tradisi citizenship transmision.
b. Pendidikan IPS terpadu (integrated) untuk
sekolah dasar
c.
Pendidikan IPS terkonfederasi untuk SMP yang menempatkan IPS sebagai konsep
payung yang menaungi mata pelajaran geografi, sejarah, ekonomi koperasi.
maka
pada tahun 1975 mulai diperkenalkan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) dalam sistem kurikulum di Indonesia.
Pendidikan IPS dalam kurikulum
1994
Untuk mata pelajaran IPS, kurikulum 1994
menetapkan karakteristik sebagai berikut:
a. Mata pelajaran IPS untuk SD masih tetap
menggunakan pendekatan terpadu dan berlaku untuk kelas III sampai dengan kelas
VI
b.
Mata pelajaran IPS untuk SMP tidak mengalami perubahan pendekatan artinya masih
bersifat terkonfederasi yang mencakup geografi, sejarah dan ekonomi.
c. Mata pelajaran IPS untuk SMA menggunakan
pendekatan terpisah-pisah .
Karena
IPS untuk SMP dan SMA menganut pendekatan konfederasi dan terpisah-terpisah
maka tujuannya disesuaikan dengan karakteristik tiap mata pelajaran yang
terpisah-pisah. Tujuan mata pelajaran
sejarah nasional dan sejarah umum untuk SMA, misalnya adalah untuk
menanamkan pemahaman
Perkembangan pendidikan IPS di Asia
Pada
tahun 1985,giliran Smith yang mengkritik gerakan The New Social Studies ia berpendapat bahwa hasil hasil
pengembangan kurikulum dari proyek tahun 1960-an tersebut gagal karena:
1.Adanya
kencederungan bahwa reformasi kurikulum dilakukan hanya karena tersedia dana
yang memadai,walaupun sesungguhnya tidak ada kebutuhan untuk melakukan
reformasi.
2.Para
guru tidak banyak dilibatkan dalam pengembangan
materinya,sehingga hasilnya tidak merefleksikan realitas pembelajaran di
kelas.
3.Dalam
orientasinya kurikulum tersebut bersifat positivistik,serta tidak
diorientasikan kepada kebutuhan kewarganegaraan.
Walaupun
banyak kritik terhadap lahirnya gerakan The
New Social Studies namun ada jumlah sisi positifnya,yakni:
1.
Karena gerakan tersebut menandai terjadinya perubahan orientasi dalam PIPS dari
program pendidikan sosial menjadi program pendidikan ilmu-ilmu sosial.
2.
Pemikiran-pemikiran yang menjadi keyakinan epistemologis bagi para pengembang
program PIPS baru semakin menegaskan arti penting sifat integratif dari program
PIPS, serta betapa kepentingan siswa sebagai hal pokok dalam pengembangannya,
seperti telah menjadi komitmen dan jati diri awal PIPS.
3.
Bahwa antara tahun 1960 hingga 1975 merupakan periode terjadinya reformasi dan
perkembangan yang sesungguhnya di dalam pendidikan sosial.
Menurut
rumusan NCSS, sosial studies ialah mata pelajaran yang bersifat dasar yang ada
di dalam kurikulum, sekolah dasar, dan sekolah menengah.
Tujuannya
berkaitan erat dengan hakikat kewarganegaraan ialah mempersiapkan warga negara untuk
hidup dalam masyarakat demokratis dan dapat
berhubungan
dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Pokok bahasannya mengacu pada sejarah,
ilmu-ilmu sosial, humanitis
dan ilmu alam. Pembelajaran social
studies
disampaikan dengan cara-cara yang mencerminkan suatu kesadaran akan pengalaman
pribadi, sosial, dan budaya serta tingkat perkembangan
siswa.
Tujuan
sosial
studies untuk
membantu para remaja dalam mengembangkan
potensinya agar menjadi warga negara yang baik dalam kehidupan masyarakat demokratis
Susanti,Eka&Henni Endayani.KONSEP DASAR IPS.Medan;CV.Widya
Puspita,2018
Komentar
Posting Komentar