KONSEP DASAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


Sunting : Rizky Septino

Pengertian pendidikan IPS 

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan baik pada tingkat SD, SMP maupun SMA. IPS bukan ilmu mandiri seperti halnya Ilmu-ilmu sosial lainnya, namun materi IPS menggunakan bahan ilmu-ilmu sosial yang dipilih dan disesuaikan dengan tujuan pengajaran dan pendidikan. Salah satu penyebab lahirnya IPS (social studies) disebabkan adanya keinginan dari ahli-ahli ilmu social dan pendidikan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.

Defenisi IPS menurut para ilmuwan                        

1. Menurut National Council for the Social Studios (NCSS), mendefinisikan IPS sebagai suatu studi yang terintegrasi dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk meningkatkan kemampuan warga negara. Dalam program sekolah, IPS mengkaji secara sistematis dan terkoordinasi berbagai disiplin ilmu seperti antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat, ilmu politik, psikologi, agama, sosiologi.

2. Edgar Bruce Wesley, mendefinisikan bahwa IPS adalah ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan.

3. Menurut United Stated of Education's Standard Terminology for Curriculum and Instruction bahwa IPS berisikan aspek-aspek ilmu sejarah, ilmu ekonomi, ilmu politik, sosiologi, antropologi, psikologi, geografi dan filsafat yang dipilih untuk tujuan pembelajaran di sekolah dan di perguruan tinggi.

4. Menurut Zuraik, hakikat IPS adalah harapan untuk membina suatu masyarakat yang baik di mana para anggotanya benar-benar berkembang sebagai insan sosial yang rasional dan penuh tanggung.

 

Perbedaan antara ilmu ilmu sosial (Social Sciences) dan Ilmu pengetahuan sosial (Social Studies)

1. Aspek kehidupan manusia yang menjadi objek studi ilmu-ilmu sosial terpisah, misalnya sosiologi objek studinya interaksi sosial, antropologi objek studinya

kebudayaan, ekonomi objek studinya kebutuhan manusia, geografi objek studinya ruang atau interelasi manusia dengan faktor alam pada ruang,

ilmu politik objek studinya kekuasaan, sejarah objek studiya waktu atau riwayat masa lampau, psikologi sosial objek studinya proses mental

manusia sebagai makhluk sosial.

2. Ilmu-ilmu sosial (social sciences) lebih dipusatkan pada pengkajian ilmu murni. Kerangkan kerja ilmuilmu sosial lebih diarahkan kepada pengembangan

teori dan prinsip ilmiahnya. Setiap disiplin ilmuilmu sosial (sosiologi, antropologi, sejarah, geografi, ilmu politik, ekonomi, dan lain-lain) berusaha untuk

mengembangkan kajiannya sesuai dengan alur keilmuannya. Oleh sebab itu, ilmu-ilmu sosial tidak menekankan aspek pendidikan, namun ilmu-ilmu sosial dirumuskan sebagai disiplin akademik mengenai manusia dan konteks sosialnya yakni berusaha mengetahui apa dan menjelaskan suatu ilmu             

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN IPS

Perkembangan PIPS dalam sistem pendidikan di Indonesia

Hal ini diakui oleh Winaputra karena 2 alasan,yaitu:

1. Di Indonesia belum ada lembaga professional bidang PIPS setua dan sekuat NCSS atau SSEC. Lembaga serupa yang dimiliki Indonesia, yakni HISPIPSI (Himpunan Sarjana IPS Indonesia)

2. Perkembangan kurikulum dan pembelajaran IPS sebagai ontologi ilmu pendidikan (disiplin) IPS sampai saat ini sangat tergantung pada pemikiran

individual dan atau kelompok pakar yang ditugasi secara insidental untuk mengembangkan perangkat kurikulum IPS melalui Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan Balitbang Dikbud (Puskur).   

1.Pendidikan IPS pada tahun 1945-1964

 Pada kurun waktu 1945-1964 istilah IPS belum dikenal di Indonesia,Namun pembelajaran yang memiliki karakteristik sama denga IPS merujuk kepada defenisi social studies menurut Edgar Wesley yang menyatakan bahwa pendidikan IPS ialah ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan.

Seperti Sejarah,Geografi,civics,koperasi yang disampaikan.

 Pendidikan IPS dalam kurikuum 1964-1968

Ketika kurikulum 1968 masih berlaku, istilah IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) mulai muncul dalam seminar nasional tentang Civics Education tahun 1972 di Tawang Manggu Solo.

IPS sebagai mata pelajaran pertama sekali masuk ke dalam dunia persekolahan pada tahun 1972- 1973 yakni dalam kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) IKIP Bandung. Pada saat itu, mata pelajaran IPS belum masuk ke dalam kurikulum SD, SMP, dan SMA.

  Pendidikan IPS dalam kurikulum 1975 dan 1984

  Menurut Winataputra kurikulum 1975 menampilkan pendidikan IPS dalam empat profil sebagai berikut:

a. Pendidikan moral pancasila menggantikan pendidkan kewarganegara sebagai suatu bentuk pendidikan IPS khusus yang mewadahi tradisi citizenship transmision.

 b. Pendidikan IPS terpadu (integrated) untuk sekolah dasar

c. Pendidikan IPS terkonfederasi untuk SMP yang menempatkan IPS sebagai konsep payung yang menaungi mata pelajaran geografi, sejarah, ekonomi koperasi.

maka pada tahun 1975 mulai diperkenalkan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam sistem kurikulum di Indonesia.

  Pendidikan IPS dalam kurikulum 1994

 Untuk mata pelajaran IPS, kurikulum 1994 menetapkan karakteristik sebagai berikut:

 a. Mata pelajaran IPS untuk SD masih tetap menggunakan pendekatan terpadu dan berlaku untuk kelas III sampai dengan kelas VI

b. Mata pelajaran IPS untuk SMP tidak mengalami perubahan pendekatan artinya masih bersifat terkonfederasi yang mencakup geografi, sejarah dan ekonomi.

 c. Mata pelajaran IPS untuk SMA menggunakan pendekatan terpisah-pisah .

Karena IPS untuk SMP dan SMA menganut pendekatan konfederasi dan terpisah-terpisah maka tujuannya disesuaikan dengan karakteristik tiap mata pelajaran yang terpisah-pisah. Tujuan mata pelajaran  sejarah nasional dan sejarah umum untuk SMA, misalnya adalah untuk menanamkan pemahaman


     Perkembangan pendidikan IPS di Asia

Pada tahun 1985,giliran Smith yang mengkritik gerakan The New Social Studies ia berpendapat bahwa hasil hasil pengembangan kurikulum dari proyek tahun 1960-an tersebut gagal karena:

1.Adanya kencederungan bahwa reformasi kurikulum dilakukan hanya karena tersedia dana yang memadai,walaupun sesungguhnya tidak ada kebutuhan untuk melakukan reformasi.

2.Para guru tidak banyak dilibatkan dalam pengembangan  materinya,sehingga hasilnya tidak merefleksikan realitas pembelajaran di kelas.

3.Dalam orientasinya kurikulum tersebut bersifat positivistik,serta tidak diorientasikan kepada kebutuhan kewarganegaraan.

Walaupun banyak kritik terhadap lahirnya gerakan The New Social Studies namun ada jumlah sisi positifnya,yakni:

1. Karena gerakan tersebut menandai terjadinya perubahan orientasi dalam PIPS dari program pendidikan sosial menjadi program pendidikan ilmu-ilmu sosial.

2. Pemikiran-pemikiran yang menjadi keyakinan epistemologis bagi para pengembang program PIPS baru semakin menegaskan arti penting sifat integratif dari program PIPS, serta betapa kepentingan siswa sebagai hal pokok dalam pengembangannya, seperti telah menjadi komitmen dan jati diri awal PIPS.

3. Bahwa antara tahun 1960 hingga 1975 merupakan periode terjadinya reformasi dan perkembangan yang sesungguhnya di dalam pendidikan sosial.

Menurut rumusan NCSS, sosial studies ialah mata pelajaran yang bersifat dasar yang ada di dalam kurikulum, sekolah dasar, dan sekolah menengah.

Tujuannya berkaitan erat dengan hakikat kewarganegaraan ialah mempersiapkan warga negara untuk hidup dalam masyarakat demokratis dan dapat

berhubungan dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Pokok bahasannya mengacu pada sejarah, ilmu-ilmu sosial, humanitis dan ilmu alam. Pembelajaran social

studies disampaikan dengan cara-cara yang mencerminkan suatu kesadaran akan pengalaman pribadi, sosial, dan budaya serta tingkat perkembangan

siswa.

Tujuan sosial studies untuk membantu para remaja dalam mengembangkan

potensinya agar menjadi warga negara yang baik dalam kehidupan masyarakat demokratis


 Sumber :

Susanti,Eka&Henni Endayani.KONSEP DASAR IPS.Medan;CV.Widya Puspita,2018

 

Komentar

Postingan Populer